Indonesia: PDB Diperkirakan Akan Pulih Pada Semester Kedua 2020 – UOB
Ekonom Enrico Tanuwidjaja dan Haris Handy dari UOB Group menilai angka PDB di Indonesia selama kuartal kedua.
Kutipan Utama
“Perekonomian Indonesia mengalami kontraksi pada Kaurtal 2 2020, untuk pertama kalinya sejak pasca Krisis Keuangan Asia, sebesar 5,32% secara tahun-ke-tahun (y/y) karena restriksi sosial skala besar (PSBB – Pembatasan Sosial Berskala Besar) secara signifikan mengurangi dan menghambat kegiatan ekonomi dibandingkan dengan Kuartal 1 2020. PSBB dianggap perlu untuk menahan penyebaran besar-besaran infeksi COVID-19.”
“Secara umum, seluruh komponen PDB menurut pengeluaran mengalami kontraksi. Dua kontributor ekonomi teratas, konsumsi swasta (57,9% dari PDB) dan pengeluaran investasi (30,6% dari PDB), masing-masing berkontraksi sebesar 5,51% y/y dan 8,61% y/y.”
“Tingkat pertumbuhan negatif y/y Kuartal 2 2020 kemungkinan merupakan palung kontraksi dalam output. Indikator awal menyarankan PDB Kuartal 3 2020 akan lebih baik di tengah beberapa pembukaan kembali kegiatan ekonomi yang dikurangi di Kuartal 2 2020 sementara pemerintah telah menyisihkan paket stimulus ditambah dengan beberapa penurunan suku bunga oleh bank sentral. Namun demikian, ekonomi belum keluar dari masalah karena meningkatnya jumlah kasus COVID-19 memaksa kota-kota di seluruh wilayah untuk mempertahankan beberapa batasan sosial dan karenanya mengurangi kegiatan ekonomi sampai batas tertentu. Saat ini kami perkirakan ekonomi akan tumbuh di kisaran -0,3% hingga -2,5% tergantung pada efektivitas penerapan dalam mematuhi protokol kesehatan, perkembangan angka kematian, tingkat PSBB/tindakan penahanan, dan kecepatan pencairan dari stimulus pemerintah ke ekonomi riil."