Back

Dolar AS dalam Mode Berombak Menjelang Data IHP dan Klaim Tunjangan Pengangguran

  • Dolar AS diperdagangkan datar secara luas saat para investor menilai ke mana arah Greenback selanjutnya. 
  • Para pedagang bersiap menghadapi rilis data IHP dan Klaim Tunjangan Pengangguran mingguan AS.  
  • Indeks Dolar AS bertahan di atas area 103,50 setelah memantul dari level penting. 

Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak kinerja Dolar AS (USD) terhadap enam mata uang utama, diperdagangkan datar secara luas pada hari Kamis, di atas 103,70 pada saat berita ini ditulis. Pasar menunggu komentar dari para diplomat AS yang mengunjungi Rusia untuk membahas kesepakatan gencatan senjata, yang sudah mendapatkan lampu hijau dari Ukraina. Rusia telah mengeluarkan tuntutannya dan perubahan pada proposal sebelum para negosiator AS tiba di negara tersebut. 

Di sisi ekonomi, sejumlah besar data akan dirilis hari ini pada pukul 12:30 GMT (19:30 WIB). Selain Klaim Tunjangan Pengangguran Awal mingguan AS, data Indeks Harga Produsen (IHP) AS untuk bulan Februari juga akan dirilis. Pasar mengantisipasi hasil lemah lainnya dalam pembacaan inflasi produsen setelah Indeks Harga Konsumen (IHK) AS yang lebih lemah dari yang diprakirakan yang dirilis pada hari Rabu. 

Intisari Penggerak Pasar Harian: Pergerakan Hari Rabu Dijelaskan

  • Pasar melihat imbal hasil AS melonjak ke tertinggi lima hari di 4,33% setelah mencapai 4,15% sebelumnya minggu ini. Pergerakan ini didorong oleh keluarnya posisi dari obligasi AS dan masuk ke ekuitas AS. Imbal hasil berbanding terbalik dengan harga obligasi AS, jadi jika harga obligasi AS turun, imbal hasil AS melonjak, mendukung Dolar AS yang lebih kuat. 
  • Pada pukul 12:30 GMT (19:30 WIB), Klaim Tunjangan Pengangguran mingguan AS dan Indeks Harga Produsen (IHP) AS untuk bulan Februari akan dirilis:
  • Klaim Tunjangan Pengangguran Awal untuk pekan yang berakhir 7 Maret diprakirakan melonjak ke 225.000, naik dari 221.000. Klaim Tunjangan Pengangguran Lanjutan juga diprakirakan melonjak ke 1,900 juta, naik dari sebelumnya 1,897 juta. 
  • Indeks Harga Produsen bulanan untuk bulan Februari diprakirakan naik 0,3% dari 0,4%. IHP inti bulanan diprakirakan tumbuh stabil di 0,3%. 
  • IHP tahunan diprakirakan turun menuju 3,3%, dari 3,5%. IHP inti tahunan, yang tidak termasuk makanan dan energi, diprakirakan sedikit melambat ke 3,5% dari 3,6%.
  • Ekuitas di Eropa mengalami hari yang positif lainnya dengan indeks utama naik lebih dari 0,5% pada hari ini. Kontrak berjangka AS mulai berbalik positif menjelang bel pembukaan AS. 
  • Alat Fedwatch CME memproyeksikan peluang 97,0% tidak ada perubahan suku bunga dalam pertemuan The Fed yang akan datang pada 19 Maret. Peluang penurunan suku bunga pada pertemuan 7 Mei di 28,1% dan 76,9% pada pertemuan Juni.
  • Imbal hasil bertenor 10-tahun AS diperdagangkan di sekitar 4,33%, naik dari terendah hampir lima bulan di 4,10% yang tercatat pada 4 Maret dan berada di tertinggi lima hari. 

Analisis Teknis Indeks Dolar AS: Apakah Masuk Akal? 

Indeks Dolar AS (DXY) mendapatkan dukungan dari kenaikan imbal hasil AS setelah laporan IHK AS untuk bulan Februari yang lebih lemah yang dirilis pada hari Rabu, membuka peluang bagi Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga lebih lanjut pada tahun 2025. Semua ini terdengar kontradiktif, tetapi itulah mekanisme cara kerja pasar, membawa ketegangan dengan The Fed yang mungkin memangkas suku bunga tahun ini sementara imbal hasil AS terus naik. Setelah dampak tarif Presiden AS Donald Trump terhadap inflasi AS jelas, arah Indeks Dolar AS juga akan menjadi jelas.  

Risiko positinya adalah penolakan di 104,00 yang dapat mengakibatkan penurunan lebih lanjut. Jika para pembeli dapat menghindari kasus seperti itu, cari lonjakan besar menuju level angka bulat 105,00, dengan Simple Moving Average (SMA) 200-hari di 105,02. Setelah menembus zona itu, serangkaian level penting, seperti 105,53 dan 105,89, akan muncul sebagai batas. 

Di sisi bawah, level angka bulat 103,00 dapat dianggap sebagai target bearish jika imbal hasil AS kembali turun, bahkan 101,90 tidak mustahil jika pasar lebih jauh menyerahkan kepemilikan Dolar AS jangka panjang mereka. 

Indeks Dolar AS: Grafik Harian

Indeks Dolar AS: Grafik Harian

pertanyaan umum seputar PERANG DAGANG AS-TIONGKOK

Secara umum, perang dagang adalah konflik ekonomi antara dua negara atau lebih akibat proteksionisme yang ekstrem di satu sisi. Ini mengimplikasikan penciptaan hambatan perdagangan, seperti tarif, yang mengakibatkan hambatan balasan, meningkatnya biaya impor, dan dengan demikian biaya hidup.

Konflik ekonomi antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok dimulai pada awal 2018, ketika Presiden Donald Trump menetapkan hambatan perdagangan terhadap Tiongkok, mengklaim praktik komersial yang tidak adil dan pencurian kekayaan intelektual dari raksasa Asia tersebut. Tiongkok mengambil tindakan balasan, memberlakukan tarif pada berbagai barang AS, seperti mobil dan kedelai. Ketegangan meningkat hingga kedua negara menandatangani kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok Fase Satu pada Januari 2020. Perjanjian tersebut mengharuskan reformasi struktural dan perubahan lain pada rezim ekonomi dan perdagangan Tiongkok serta berpura-pura mengembalikan stabilitas dan kepercayaan antara kedua negara. Pandemi Coronavirus mengalihkan fokus dari konflik tersebut. Namun, perlu dicatat bahwa Presiden Joe Biden, yang menjabat setelah Trump, mempertahankan tarif yang ada dan bahkan menambahkan beberapa pungutan lainnya.

Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih sebagai Presiden AS ke-47 telah memicu gelombang ketegangan baru antara kedua negara. Selama kampanye pemilu 2024, Trump berjanji untuk memberlakukan tarif 60% terhadap Tiongkok begitu ia kembali menjabat, yang ia lakukan pada tanggal 20 Januari 2025. Perang dagang AS-Tiongkok dimaksudkan untuk dilanjutkan dari titik terakhir, dengan kebijakan balas-membalas yang mempengaruhi lanskap ekonomi global di tengah gangguan dalam rantai pasokan global, yang mengakibatkan pengurangan belanja, terutama investasi, dan secara langsung berdampak pada inflasi Indeks Harga Konsumen.

 

Produksi Industri (Thn/Thn) Meksiko Januari Keluar sebesar -2.9% di Bawah Prakiraan -1.8%

Produksi Industri (Thn/Thn) Meksiko Januari Keluar sebesar -2.9% di Bawah Prakiraan -1.8%
Mehr darüber lesen Previous

Producer Price Index (YoY) Amerika Serikat Februari Keluar sebesar 3.2%, di Bawah Harapan (3.3%)

Producer Price Index (YoY) Amerika Serikat Februari Keluar sebesar 3.2%, di Bawah Harapan (3.3%)
Mehr darüber lesen Next